Eksistensi seorang ayah sangat dibutuhkan dalam sebuah keluarga. Tidak hanya sebagai pencari nafkah saja, ayah juga bertanggung jawab dalam proses tumbuh kembang anaknya. Ternyata peran ibu saja tidak cukup untuk membentuk anak menjadi pribadi hebat.
Namun tidak semua pria yang sudah punya anak istri mengerti akan hal ini. Terlebih mereka yang memiliki pekerjaan dan kesibukan tinggi. Bisnis dan kantor seolah menjadi prioritas utama, sementara anak masih bisa menunggu setelahnya.
Untuk para pria jangan sampai masuk dalam kategori ayah berikut ini. Pasalnya tidak hanya menyesal di hari kemudian nanti, akan tetapi anda masuk dalam daftar ayah yang merugi. Seperti apa ciri-cirinya? Berikut ini selengkapnya.
1. Ayah yang Sama Anak Tidak Lengket, Giliran Ngumpul Sibuk Main Gadget
Ciri seorang ayah yang merugi adalah tidak lengket dengan anaknya. Lengket dalam hal ini ayah dan anak seolah memiliki batasan dalam berkomunikasi. Terkadang anak lebih memilih bermain dengan paman, tetangga, atau pembantunya dibanding harus bermain dengan sang ayah.
Hal ini terjadi karena muncul rasa tidak nyaman sang anak untuk berkomunikasi dengan sang ayah. Kebiasaan ayah yang jarang di rumah dan sibuk bekerja, jarang membelai mesra anak, serta jarang berbincang inilah yang membuat anaknya merasa canggung. Alhasil ini membuat mereka tidak nyaman berdekatan dengan ayah.
Tidak jarang diantara kita sering melihat seorang ayah lebih memilih bermain gadget dibanding bermain dengan anaknya. Jika pun mengajak anaknya bermain gadget bersama, namun perangkat ini lebih mendominasi pikiran si ayah dibanding memikirkan anaknya. Jika sudah begini, anak mencari kesibukan lain dan meninggalkan ayahnya yang sedang sibuk bersama handphone-nya.
2. Pendidikan Anak Urusan Ibu dan Guru, Ayah Gak Mau Tau yang Penting Cari Duit Dulu
Anda senyum-senyum? Semoga tidak masuk dalam kategori ini. Tidak semua, namun ada sebagian oknum ayah yang mempunyai pikiran seperti ini. Uang menjadi prioritas utama, alasannya untuk pendidikan anaknya.
Sehingga jika terjadi sesuatu terhadap pendidikan sang anak, maka ayah akan berkata seperti ini pada Ibu “Ibu gimana sih, kok bisa sekolah adek seperti ini, ayah tu udah capek bekerja untuk nyekolahin adek, urusan begini saja ibu tidak bisa urus” Begitulah kira-kira kalimat yang muncul dari ayah, ketika sang anak membuat masalah di sekolah.
Artinya, ayah menyerahkan sepenuhnya tanggungjawab pendidikan kepada ibu, sementara Ia tidak mau tahu, karena sudah mencari uang untuk itu. Sehingga tidak boleh diganggu dengan urusan begitu.
Awas, jika sudah begini, anda termasuk dalam kategori ayah yang merugi. Anda sangat rugi, karena gagal menyaksikan dan membentuk anak dalam proses pendidikannya. Padahal peran anda sebagai pria yang dianggap kuat dan berkepribadian sangat dibutuhkan sang anak menyongsong masa depan.
3. Ayah yang Tidak Mau Tahu Perkembangan Anak, Yang Penting Menafkahi Dan Ngasi Makan Enak
Karena anak juga manusia, mereka memiliki rasa dan asa. Tidak hanya mobil-mobilan boneka, atau uang banyak untuk makan enak, namun anak juga sangat membutuhkan kehadiran ayahnya ditengah—tengah mereka.
Bayangkan jika anda di posisi mereka, bermain tanpa kehadiran ayah, makan enak hanya dengan ibu saja, pasti akan sangat menyakitkan. Meskipun pada akhirnya anda memberikan segala kemewahan itu. Namun anda melewatkan masa-masa tumbuh kembang anak. Dan anda akan sangat merugi.
4. Ayah Pergi Gelap, Pulang Gelap Tanpa Meningalkan Kesan Bagi Anak yang Terlelap
Ciri ayah yang merugi selanjutnya adalah mereka yang pergi kerja pada pagi buta, kemudian pulang saat semua sudah terlelap, dan begitulah seterusnya. Meski satu rumah, anda jarang ketemu anak.
Profesionalitas tentu menjadi alasan utama karena ingin total di dunia kerja. Tujuannya, demi anak-anak. Kalaupun tidak urusan kerja, kebanyakan ayah juga memilih malam sebagai waktu berkumpul bersama dengan teman-temannya.
Namun tidak inginkah anda mendengar cerita siapa saja teman-teman anak anda disekolahnya? Bagaimana cara guru mereka mengajar, nilai yang mereka dapatkan dan lain sebagainya? Tidak kah anda ingin mendengar itu?
Beruntung jika sang ibu kuat dalam melakukan kontrol terhadap pergaulan anak di masa perkembangannya. Sehingga ayah tidak akan mendengar anak anda menggunakan narkoba dan sejenisnya. Namun jika ibu tidak sekuat itu, maka bersiaplah terhadap hal buruk yang mungkin akan menimpa buah hati kita.
Semuanya pasti tahu, jika dalam sehari ada 24 jam waktu. Tidakkah anda ingin memberikan dua jam saja untuk buah hati? Agar jiwanya tidak kosong, akan kasih sayang dan belaian anda. Belaian ibu mungkin saja menentramkan, namun belaian anda akan sangat menguatkan.
5. Ayah yang di Kantor Sibuk Rapat, Pulang ke Rumah Muka Dilipat, Anak Menegur Malah di Damprat
Ciri ayah merugi selanjutnya adalah menjadi anak dan keluarganya sebagai pelampiasan atas kekesalan di luar sana. Jika istri bisa saja mengerti, tidak demikian dengan anak-anak. Hati mereka akan sangat terluka ketika anda membentaknya.
Dan itu anda lakukan karena masalah anda dengan orang lain yang mungkin saja tidak akan mempedulikan anda. Sedangkan, anak-anak kita akan ada sepanjang usia. Mereka mungkin saja bisa mudah untuk memaafkan, namun kerugian sedang ada dipihak anda. Karena lebih memilih orang lain menguasai diri anda, dan anak terluka karenanya.
Ayah, calon ayah, atau pria-pria diluar sana yang kelak akan jadi ayah ingatlah ini. Bahwa hidup tidak hanya di dunia, ada waktunya diri tertimbun tanah. Di tengah kesendirian itu, bukan lagi gadget yang menyelamatkan, atau teman kantor dan bos yang selama hidup itu anda perjuangkan.
Namun doa anak-anak kita lah yang akan menjadi penerang kubur yang gelap itu, doa tulus mereka lah yang melapangkan kubur yang sempit itu. Namun bagaimana bisa mereka melakukan itu jika selama hidupnya tidak anda ajarkan? Anda melewatkan mengajarkan mereka kebaikan hanya demi karir, teman-teman, dan kehidupan semua yang anda pikir membahagiakan. Padahal akhirat lah yang kekal.
Namun tidak semua pria yang sudah punya anak istri mengerti akan hal ini. Terlebih mereka yang memiliki pekerjaan dan kesibukan tinggi. Bisnis dan kantor seolah menjadi prioritas utama, sementara anak masih bisa menunggu setelahnya.
Untuk para pria jangan sampai masuk dalam kategori ayah berikut ini. Pasalnya tidak hanya menyesal di hari kemudian nanti, akan tetapi anda masuk dalam daftar ayah yang merugi. Seperti apa ciri-cirinya? Berikut ini selengkapnya.
1. Ayah yang Sama Anak Tidak Lengket, Giliran Ngumpul Sibuk Main Gadget
Ciri seorang ayah yang merugi adalah tidak lengket dengan anaknya. Lengket dalam hal ini ayah dan anak seolah memiliki batasan dalam berkomunikasi. Terkadang anak lebih memilih bermain dengan paman, tetangga, atau pembantunya dibanding harus bermain dengan sang ayah.
Hal ini terjadi karena muncul rasa tidak nyaman sang anak untuk berkomunikasi dengan sang ayah. Kebiasaan ayah yang jarang di rumah dan sibuk bekerja, jarang membelai mesra anak, serta jarang berbincang inilah yang membuat anaknya merasa canggung. Alhasil ini membuat mereka tidak nyaman berdekatan dengan ayah.
Tidak jarang diantara kita sering melihat seorang ayah lebih memilih bermain gadget dibanding bermain dengan anaknya. Jika pun mengajak anaknya bermain gadget bersama, namun perangkat ini lebih mendominasi pikiran si ayah dibanding memikirkan anaknya. Jika sudah begini, anak mencari kesibukan lain dan meninggalkan ayahnya yang sedang sibuk bersama handphone-nya.
2. Pendidikan Anak Urusan Ibu dan Guru, Ayah Gak Mau Tau yang Penting Cari Duit Dulu
Anda senyum-senyum? Semoga tidak masuk dalam kategori ini. Tidak semua, namun ada sebagian oknum ayah yang mempunyai pikiran seperti ini. Uang menjadi prioritas utama, alasannya untuk pendidikan anaknya.
Sehingga jika terjadi sesuatu terhadap pendidikan sang anak, maka ayah akan berkata seperti ini pada Ibu “Ibu gimana sih, kok bisa sekolah adek seperti ini, ayah tu udah capek bekerja untuk nyekolahin adek, urusan begini saja ibu tidak bisa urus” Begitulah kira-kira kalimat yang muncul dari ayah, ketika sang anak membuat masalah di sekolah.
Artinya, ayah menyerahkan sepenuhnya tanggungjawab pendidikan kepada ibu, sementara Ia tidak mau tahu, karena sudah mencari uang untuk itu. Sehingga tidak boleh diganggu dengan urusan begitu.
Awas, jika sudah begini, anda termasuk dalam kategori ayah yang merugi. Anda sangat rugi, karena gagal menyaksikan dan membentuk anak dalam proses pendidikannya. Padahal peran anda sebagai pria yang dianggap kuat dan berkepribadian sangat dibutuhkan sang anak menyongsong masa depan.
3. Ayah yang Tidak Mau Tahu Perkembangan Anak, Yang Penting Menafkahi Dan Ngasi Makan Enak
Karena anak juga manusia, mereka memiliki rasa dan asa. Tidak hanya mobil-mobilan boneka, atau uang banyak untuk makan enak, namun anak juga sangat membutuhkan kehadiran ayahnya ditengah—tengah mereka.
Bayangkan jika anda di posisi mereka, bermain tanpa kehadiran ayah, makan enak hanya dengan ibu saja, pasti akan sangat menyakitkan. Meskipun pada akhirnya anda memberikan segala kemewahan itu. Namun anda melewatkan masa-masa tumbuh kembang anak. Dan anda akan sangat merugi.
4. Ayah Pergi Gelap, Pulang Gelap Tanpa Meningalkan Kesan Bagi Anak yang Terlelap
Ciri ayah yang merugi selanjutnya adalah mereka yang pergi kerja pada pagi buta, kemudian pulang saat semua sudah terlelap, dan begitulah seterusnya. Meski satu rumah, anda jarang ketemu anak.
Profesionalitas tentu menjadi alasan utama karena ingin total di dunia kerja. Tujuannya, demi anak-anak. Kalaupun tidak urusan kerja, kebanyakan ayah juga memilih malam sebagai waktu berkumpul bersama dengan teman-temannya.
Namun tidak inginkah anda mendengar cerita siapa saja teman-teman anak anda disekolahnya? Bagaimana cara guru mereka mengajar, nilai yang mereka dapatkan dan lain sebagainya? Tidak kah anda ingin mendengar itu?
Beruntung jika sang ibu kuat dalam melakukan kontrol terhadap pergaulan anak di masa perkembangannya. Sehingga ayah tidak akan mendengar anak anda menggunakan narkoba dan sejenisnya. Namun jika ibu tidak sekuat itu, maka bersiaplah terhadap hal buruk yang mungkin akan menimpa buah hati kita.
Semuanya pasti tahu, jika dalam sehari ada 24 jam waktu. Tidakkah anda ingin memberikan dua jam saja untuk buah hati? Agar jiwanya tidak kosong, akan kasih sayang dan belaian anda. Belaian ibu mungkin saja menentramkan, namun belaian anda akan sangat menguatkan.
5. Ayah yang di Kantor Sibuk Rapat, Pulang ke Rumah Muka Dilipat, Anak Menegur Malah di Damprat
Ciri ayah merugi selanjutnya adalah menjadi anak dan keluarganya sebagai pelampiasan atas kekesalan di luar sana. Jika istri bisa saja mengerti, tidak demikian dengan anak-anak. Hati mereka akan sangat terluka ketika anda membentaknya.
Dan itu anda lakukan karena masalah anda dengan orang lain yang mungkin saja tidak akan mempedulikan anda. Sedangkan, anak-anak kita akan ada sepanjang usia. Mereka mungkin saja bisa mudah untuk memaafkan, namun kerugian sedang ada dipihak anda. Karena lebih memilih orang lain menguasai diri anda, dan anak terluka karenanya.
Ayah, calon ayah, atau pria-pria diluar sana yang kelak akan jadi ayah ingatlah ini. Bahwa hidup tidak hanya di dunia, ada waktunya diri tertimbun tanah. Di tengah kesendirian itu, bukan lagi gadget yang menyelamatkan, atau teman kantor dan bos yang selama hidup itu anda perjuangkan.
Namun doa anak-anak kita lah yang akan menjadi penerang kubur yang gelap itu, doa tulus mereka lah yang melapangkan kubur yang sempit itu. Namun bagaimana bisa mereka melakukan itu jika selama hidupnya tidak anda ajarkan? Anda melewatkan mengajarkan mereka kebaikan hanya demi karir, teman-teman, dan kehidupan semua yang anda pikir membahagiakan. Padahal akhirat lah yang kekal.
0 comments